Sejarah IOT (Internet of Things)



Sejarah IOT (Internet of Things)

Ide awalnya adalah IoT pertama kali dikeluarkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Frasa tersebut digunakannya sebagai judul presentasi dari proyek sensor baru miliknya. Ashton mulai mengeksplorasi ide tersebut saat bekerja untuk raksasa manufaktur Procter & Gamble sebagai manajer merek untuk Oil of Olay. Sejak tahun 1980-an hingga 1990-an bahkah jauh dari tahun sebelumnya sudah ada gagasan untuk menambahkan sensor dan kecerdasan ke objek. Internet of Things (IoT) adalah bidang teknologi yang berkembang pesat, tetapi akarnya telah dibuat selama beberapa dekade. Namun, visi mesin untuk dapat berkomunikasi satu sama lain sudah ada sejak tahun 1800-an. Inovasi seperti komunikasi suara radio pertama, pada tahun 1900, merupakan dasar pengembangan IoT.  

Selain itu, buku dari seornag profesor MIT bernama Neil Gershenfeld, yang berjudul “When Things Start to Think”, juga muncul pada tahun 1999, namun tidak menggunakan istilah yang tepat tetapi memberikan visi yang jelas tentang ke mana IOT akan menuju.

Meskipun Ashton menciptakan istilah "Internet of Things", dia kemudian mengubah bahwa nama "Internet for Things" mungkin merupakan deskripsi yang lebih baik. Ashton mempelopori penggunaan IoT dan kemudian terus membantu visi menjadi kenyataan nyata sebagai pendiri Auto-ID Labs. Pusat ini telah berkembang menjadi organisasi global di empat benua, melakukan penelitian terhadap teknologi RFID dan sensor lain yang menggerakkan Internet untuk segala.

Sebelum adanya pembahasan projek tersebut mesin penjual otomatis yang terhubung ke internet, kemajuannya berjalan lambat hanya karena teknologinya yang belum siap. Salah satu perangkat yang membuat terobosan untuk IoT pada tahun 1989 adalah mesin penjual otomatis Coca-Cola di Universitas Carnegie Mellon.Pemrograman siswa di sekolah menemukan cara untuk terhubung ke mesin penjual otomatis melalui ARPANET (versi awal Internet) dan mengetahui apakah sebuah pilihan minuman dingin yang mereka inginkan tersedia sebelum mereka berjalan ke mesin. Namun, karena ini masih membutuhkan input manusia, mesin Coke tidak cukup memenuhi definisi lengkap perangkat IoT yang kita gunakan saat ini. Contoh awal perangkat IoT ini juga mempelopori masa depan media sosial, smartphone, dan bahkan streaming.

Dia ingin membawa ID Frekuensi Radio atau RFID (Radio Frequency ID) ke perhatian P&G manajemen seniornya, Ashton menyebut presentasinya “Internet of Things” untuk menggabungkan tren keren baru tahun 1999 yaitu Internet. Teknologi RFID yang dipelopori oleh Ashton mendapat dukungan dari organisasi besar seperti Departemen Pertahanan AS dan Walmart. Pada tahun 2005, IoT adalah kesepakatan yang cukup besar sehingga secara resmi dilaporkan oleh United Nations International Telecommunications Union. Adopsi tag RFID yang merupakan chip berdaya rendah yang dapat berkomunikasi secara nirkabel menyelesaikan beberapa masalah ini, seiring dengan meningkatnya ketersediaan internet broadband dan jaringan seluler serta nirkabel. Adopsi IPv6, antara lain, harus menyediakan alamat IP yang cukup untuk setiap perangkat yang mungkin dibutuhkan dunia, hal ini juga merupakan langkah yang perlu untuk diukur oleh IOT.



Chaerunnisa Salsabila

Saya Chaerunnisa Salsabila (22090146) kelas 1B Teknik Informatika. Saya seorang mahasiswi Politeknik Harapan Bersama Tegal. Saya menulis media blog ini untuk berbagi tulisan saya dengan pengguna internet.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama